Kamis, 30 Desember 2010


ini aku,
datang lagi kerumahmu
karna disini tempatku menuah rindu
tapi tak kutemukan puisi untukku

dimana lagi kugantung sajak cinta untukmu
langit-langit stasiunmu telah sesak dengan pesanku
pernahkah kau baca atau sekedar mendengar nyanyian dedaun tebu yang berisik karna rindu
ini masih tentangku, tentangmu, tentang rindu, tentang harap yang makin lusuh
karna apapun yang mengalir dari lamunku masih saja tentang kita

bagaimana bisa aku beranjak dari negri senja ? disini rumahmu...rumahku
bagaimana bisa aku berpaling dari stasiun senja ? disana kekasihku, nafasku

jika
mereka berkata melihatku tertawa pada malam
menari bersama bintang
mendekap bulan
atau..
mereka mencibirku berdiri pada pokok pinus menanti fajar
merekah bersama kuntum bunga dalam terang
dan tak pernah kembali pada senja

itu mungkin aku nanti...

tapi mereka hanya menjejak jasadku
karna hati dan mimpi akan kutinggal disini
tetap bersamamu
hingga akhirku...
hingga akhirku...
karna sungguh inginku hanya untukmu.

Negeri Senja

Jumat, 17 September 2010

negri senja, berjuta warna, nuansa yang eksotik seolah kilauan cahaya dengan ragam pendar berjanji bertemu disana.

sajak-sajak sebak, lembar-lembar puisi tak sampai mengalir di sini... negeri senja.

ruas-ruas cahaya bergetar menyepuh mega,

.dia tak tiba.

rindu diam kembali membelam.

luka lama makin lebam.

sayang hanya sesaat,

senja memang singkat meski begitu memikat,

jika ia terlambat aku harus kembali lagi esok,

menanti.

dihayati irama violin feat deburan ombak di negeri senja, romantis yang menyayat.

tepat dibawah anggun pohon lampai lagi-lagi aku melirik arloji putih yang sedikit longgar di tangan kiriku, nyaris berlalu...riuh nyanyian burung pelikan bersahutan,melayang-layang diatas buih ombak, sebentar lagi mereka akan mengepak sayap pulang ke sangkar masing-masing dan kembali di jemput surya jika esok masih ada.

senja makin hilang.

tapi aku ragu untuk pulang.

tak ada yang memanggilku,

tak ada yang menjemputku.

tak ada tempat untukku.

ia masih belum tiba..

jika esok masih ada...akankah penantianku berakhir?

jika esok masih ada...apa kau akan menjemputku di negri senja?

tapi, jika besok tak ada...???

Gemuruh Rindu

Minggu, 12 September 2010


aku mengenangmu,
setiap detik waktu,
meski semua berputar makin hebat,

akupun selalu terseok gelisah
pada seonggok rindu yang menopang di lajur darah
melecut nyeri seperti cambukan cemeti,
luka ini lukamu
namun aku tak ingin terisak sembilu

satu hal yang paling aku inginkan
namun itu pula yang aku takutkan
pertemuan di stasiun senja
menatapmu disana
terduduk resah menanti berita
yang telah lama aku kabarkan
namun ternyata tak pernah sampai

***
pesan-pesan itu entah terbang kemana
mungkinkan angin mencurinya
atau hujan membunuhnya ... ??!!!

apa yang harus aku katakan padamu wahai kau penawan rasa?
telah lama akupun tak berdaya
memenjara rindu yang kian memberingas
akankah dada retak terpecah?

kita para kelana maya
tulisan ini kata-kata...
maka dengarkanlah !!!
karna ia mungkin terlalu lama lelah mengambang
hingga rindu menjejak tanah

mungkin nanti...
di satu senja
bukan lagi sekedar cerita...


Di Bawah Kabut


beringsut dari lena selimut malam
dingin makin gigil
gusarku menghalau kantuk

"masih gelap" pikirku.
hasratku ingin membuai mimpi
menjemput tawa yang sempat terburai pada pertemuan terakhir
ohh malam yang sedang merangkak
apa aku harus meratap ? ketika semilirnya tak lagi mampu ku dekap ?
atau mungkin ku enyahkan saja bayang yang sibuk berkelebat makin hebat..??!

huufftt, desah berat yang sengaja kuhambur sekedar berbagi dengan udara, karna memang tak ada sesiapa lagi disini...
(maka resapilah risauku, tampar saja igauku)

kusingkap tirai jendela, memainkan jemariku pada tuas penopang hingga sesekali berderit ngilu.
aku beranjak meraba saklar..hingga seketika benderang, semua benda berbagi pandang.
.bilikku telah terang.

kubiarkan angin malam menggigit tubuhku
merayapi segenap sukmaku
aku ingin sekedar menumpah galau pada gelap yang tak lagi malam

bisakah ku titip bayangmu disana?
di balik jendela...
bayang yang seperti perekat merapat erat di dalam benak.
biar terkubur disana

sebelum fajar mengintip di balik bukit
- terkubur dibawah kabut -


Stasiun Senja

Kamis, 02 September 2010


stasiun senja
sebuah inspirasi juga mimpi
kau yang banyak bercerita padaku
merekatkan bait-bait puisi pada tiap dindingnya
melukiskan mimpi indah dan kau tanamkan asa dibenakku
kuat mengakar hingga sekarang

kau pernah mengajakku terbang
dengan kencana parahyangan
tertawa dan berdansa
hingga kelangit ucapmu

mungkin kau masih ingat
saat aku terpuruk pilu
menantang ombak yang menenggelamkan harapku
mengajakku bersenda hingga ke tepi

banyak syair yang kita tulis
menghidupkan hati yang pernah mati
bersandinglah kita pada malam
terlelap dalam pelukan bintang
bersandar dalam penantian
"stasiun senja"
dalam prasasti cinta penuh makna

Denting Sonata

Rabu, 01 September 2010


sejak semalam merasuk ke alam maya
jemaripun berayun menyentil tuuts leppieku
sejam...dua jam...hanya angan yang sibuk melayang
imagi seperti gagu perlahan bisu
aneka aksara begitu tidak menggoda
begitu asing
kembali tak biasa
what the hell is it ?!!!
dhkadlakjdkjfhkshflashfskdfhlakshfklashfl
yang terisa hanya senandung-senandung altar kesunyian
dingin..sepi..beku
mungkin karna angan bercerai dari kebiasaannya
biarkan badai lewat
biarkan rasa habis
biarkan rindu kering

................

sayup-sayup denting sonata
perlahan lalu hilang




DIA


Ia kenalkan padaku kata rindu …
yang kini akrab bersuara dalam gaung dadaku

Ia kenalkan padaku kata rindu …
di ujung malam yang berjingkat lelah temui pagi

Ia kenalkan padaku kata rindu …
lalu ku telusuri maknanya pada resah sapanya
Pada hangat jemarinya

Ia kenalkan padaku kata rindu …
Mengajarkanku merantai sajak menggugah nalar meski terkadang tanpa diksi,ellipsis
Tinggal noktah lalu kelam

Ia kenalkan padaku kata rindu …
lalu lenyap seberkas asap

Ia kenalkan padaku kata rindu …
Hingga aq terdampar di bibir sunyi
Karna tanpa dia rinduku hilang


Tentang Senja

Sabtu, 17 Juli 2010



Senja … senja … senja …
Denyut nadi tergetar ketika resah menggerayangi rindu lindap tak bertepi,
Sang perawan bergegas masuk ketika malam mencuri senja,
Gaun malam tersibak,
Pesta digelar,
Angkasa menjelma rupawan,
Biduk-biduk malam diutus menjemput cinta,
Tapi ia tak mampu beranjak dari mihrab penantian,
Orang-orang sengaja terlelap menunggu pagi,
Sebagian bersolek menyambut malam,
Tapi ia yang setia hanya inginkan senja yang tak panjang,
Meski hanya lembayung dengan pendar merah sesaat.
Tantang SENJA
Entah ia sebuah kisah, tampat, mimpi, masa hingga menjelma menjadi sebuah nama
Titip rindu untuknya …


TERBANG

Kamis, 28 Januari 2010













Jangan kau katakan aku jera menerbangkan rindu pada angan yang rapuh,
Jika rinduku akan patah disebrang,
biarlah begitu !!!
Sayap angan akan tetap kusulam untuk terbang lagi,
Mungkin cerita-cerita roman terlihat seperti lelucon picisan konyol,
Lalu kau tertawa dan mencibir,
Pernahkah kau berfikir cinta,rindu,cemburu,nestapa satu tubuh estetika rasa?
Mungkin tidak!
Karna kau masih takut jatuh karna terbang…

KENANGAN










Ada saat ketika semua ruang terasa tertutup dan sempit,
Dan yang terdengar hanya gema suara sendiri,
Lalu aku hanya bisa bercerita pada setiap permukaan,
Dan meninggalkan tulisan-tulisan Yang akan tetap ada tanpaku nanti,
Karna air mata saja tak sempurna dihadapan kenangan,
Kata-kata tak mengenal usia,
Mungkin terlupa tapi tetap saja tak mati,
Jika ada kamu…ada aku serupa di masa berikutnya,
Akan kutulis semua lebih awal,
Sebelum semua ruang terasa tertutup dan sempit

CATATAN MALAM KEMARAU

Sabtu, 23 Januari 2010

Aku kembali mencatat malam-malam kemarau
Pada ranah kering retak tak sudi,
Kaki-kaki lajang menapak enggan,
Membingkai nafas-nafas merana,
Tangisan api merah menyala,
Tatapan-tatapan resah tak terbaca,
Wajah-wajah pucat,
Bibir-bibir kering, putih.
Tangan-tangan kosong,
Aku melewati padang tak bernyawa,
Apa lagi yang mampu kutulis disini?
Setetes embun tak diberkati musim,
Pintu langit rapat…
Huft, sehela nafas berat berhembus kaku,
Sekaku malam-malam kemarau….

SENJA II

Rabu, 20 Januari 2010

Karna senja aku berjarak dengan gelap,
Sedang kau sekarang lindap di dada malam,
Aq tak lama sedang kau begitu panjang,
Apalah kita abaikan rasa angkuh bermalam-malam,
Bertemu pagi lalu terbenam di bilik,
Hai jiwa yang kudamba,
Hempas acuhmu karna ia benamkanmu dalam berjuta risau,
Aroma rimbunan mawar seperti telapak membelai ranum pipiku,
Dibawah pohon yang lampai kuteduhkan rindu sejenak,
Rindu padamu yang pernah hadir di tiap senja lalu pergi entah kemana...


SENJA 1

Rabu, 13 Januari 2010

tentang senja,
Yang membuat hati tengadah tampung cinta,
Aq menyukai senja karna ia bercerita tentang mu,
Aq mencintai senja karna ia mengenalkan rinduku padamu,
Dan jika ia habis dibenam masa,
Apalah dayaku ini,

dimana lagi kudengar cerita tentangmu
,
Sedang kau makin tak tau siapa aku,
Dan aku tak punya cara untuk menyampaikan padamu,
aku rindu

GERIMIS I

Sesaat aq limbung ,
Dalam malam artikan galau yg bergelut dalam gelisah,
Ahh, haruskah kisah yang yang sama ?
Rindu ditepis asa terbuang,
Ingin kusampaikan kisah lalu,
setidaknya agar kau tau,
namun sepi,
hanya ada ada bayang bulan dengan ruas getar menyapu tanah,
Seolah meberi jalan untuk tenggelam,
Aq bosan dengan kisah pilu,
Bosan dengan rindu tak bertuan,
Bosan sendiri,
Pikiranku mulai tercecer kemana-mana,
Tak fokus,
Berantakan

MENUNGGU

Tak ada kertas,
Namun aq terus menulis tentangmu di manapun aq mau,
Sekalipun pena dan lontar menjauh dariku,
Karna aq hanya mengukir pilu,
Mungkin juga lelah dengan tingkahku,
Atau bosan dengan senandung rindu yang tak pernah berganti,
Selalu itu dan itu,
inilah aq dengan segala keterbatasanku,
Seperti bunga putri malu yang hanya bisa merunduk rapat ketika tersentuh,
Aq tak punya nyali untuk menatap,
Aq pun tak punya keberanian untuk bicara,
Aku hanyalah aku Yang tenggelam dalam diriku,
Aq ingin kau tau meski tanpa aq beritahu,
Aku menunggumu....

KIRANA

di belantara rindu kau berpacu dengan angin,
mengumpulkan sisa sinar mentari yang pecah tersaring rimbunan pohon,
terik kau berpeluh,
kau biarkan sisa embun jatuh dipundak yang kau biarkan terbuka,
sejuk disela amarah yang meradang,
tak ada telaga untuk padamkan api yang meraja,
kau begitu marah pada apa?
atau begitu gusar karna apa?
teriakmu melangit,
tercekat sendiri,

"KIRANAAAAAAAAAA !!!"
satu nama yang sempat kudengar,
entah kau biarkan ia hilang,
atau kau tak mampu mengejarnya lagi,

biarkan ia terbang karna mungkin kau tak menjaganya...

SENJA KALI INI

Minggu, 10 Januari 2010

sore yang basah,
mungkin karna gerimis mengantar senja hingga ke peraduan,
atau percik ombak yang sedang resah menampar tepi,
karna aq dekat dengannya,
menanti senja di bibir pantai,
sendiri,
tak peduli,
jangan mendekat bila kau tak mengerti!!!

sore yang basah...
tanah yang lembab,
wajah-wajah yang menatap,
laut meratap,
aq yang menyapa,
bukan pada siapa,
hanya pada senja,
karna aq disini memang hanya untuknya...


SENJA

Sabtu, 02 Januari 2010

sebelum kau hadir,
hidupku seperti bulan yang redup ketika malam.
sangat gelap,
walaupun selalu ada cahaya bintang dan harapan...
dan kemudian kamu melesat melintasi langitku seperti sebuah meteor...
mendadak semuanya menjadi terang,
cahaya berkilauan begitu indah,
dan ketika kamu pergi ...
ketika meteor itu jatuh dibawah kaki langit ...
semua kembali gelap,
Hitam...
tidak ada yang berubah, kecuali mataku menjadi buta karna cahaya.
aq tidak mampu melihat bintang lagi,
dan aq tidak mengharapkan apa-apa lagi...
(Translate from My Twilight)