CATATAN MALAM KEMARAU

Sabtu, 23 Januari 2010

Aku kembali mencatat malam-malam kemarau
Pada ranah kering retak tak sudi,
Kaki-kaki lajang menapak enggan,
Membingkai nafas-nafas merana,
Tangisan api merah menyala,
Tatapan-tatapan resah tak terbaca,
Wajah-wajah pucat,
Bibir-bibir kering, putih.
Tangan-tangan kosong,
Aku melewati padang tak bernyawa,
Apa lagi yang mampu kutulis disini?
Setetes embun tak diberkati musim,
Pintu langit rapat…
Huft, sehela nafas berat berhembus kaku,
Sekaku malam-malam kemarau….