Negeri Senja

Jumat, 17 September 2010

negri senja, berjuta warna, nuansa yang eksotik seolah kilauan cahaya dengan ragam pendar berjanji bertemu disana.

sajak-sajak sebak, lembar-lembar puisi tak sampai mengalir di sini... negeri senja.

ruas-ruas cahaya bergetar menyepuh mega,

.dia tak tiba.

rindu diam kembali membelam.

luka lama makin lebam.

sayang hanya sesaat,

senja memang singkat meski begitu memikat,

jika ia terlambat aku harus kembali lagi esok,

menanti.

dihayati irama violin feat deburan ombak di negeri senja, romantis yang menyayat.

tepat dibawah anggun pohon lampai lagi-lagi aku melirik arloji putih yang sedikit longgar di tangan kiriku, nyaris berlalu...riuh nyanyian burung pelikan bersahutan,melayang-layang diatas buih ombak, sebentar lagi mereka akan mengepak sayap pulang ke sangkar masing-masing dan kembali di jemput surya jika esok masih ada.

senja makin hilang.

tapi aku ragu untuk pulang.

tak ada yang memanggilku,

tak ada yang menjemputku.

tak ada tempat untukku.

ia masih belum tiba..

jika esok masih ada...akankah penantianku berakhir?

jika esok masih ada...apa kau akan menjemputku di negri senja?

tapi, jika besok tak ada...???