Gemuruh Rindu

Minggu, 12 September 2010


aku mengenangmu,
setiap detik waktu,
meski semua berputar makin hebat,

akupun selalu terseok gelisah
pada seonggok rindu yang menopang di lajur darah
melecut nyeri seperti cambukan cemeti,
luka ini lukamu
namun aku tak ingin terisak sembilu

satu hal yang paling aku inginkan
namun itu pula yang aku takutkan
pertemuan di stasiun senja
menatapmu disana
terduduk resah menanti berita
yang telah lama aku kabarkan
namun ternyata tak pernah sampai

***
pesan-pesan itu entah terbang kemana
mungkinkan angin mencurinya
atau hujan membunuhnya ... ??!!!

apa yang harus aku katakan padamu wahai kau penawan rasa?
telah lama akupun tak berdaya
memenjara rindu yang kian memberingas
akankah dada retak terpecah?

kita para kelana maya
tulisan ini kata-kata...
maka dengarkanlah !!!
karna ia mungkin terlalu lama lelah mengambang
hingga rindu menjejak tanah

mungkin nanti...
di satu senja
bukan lagi sekedar cerita...


Di Bawah Kabut


beringsut dari lena selimut malam
dingin makin gigil
gusarku menghalau kantuk

"masih gelap" pikirku.
hasratku ingin membuai mimpi
menjemput tawa yang sempat terburai pada pertemuan terakhir
ohh malam yang sedang merangkak
apa aku harus meratap ? ketika semilirnya tak lagi mampu ku dekap ?
atau mungkin ku enyahkan saja bayang yang sibuk berkelebat makin hebat..??!

huufftt, desah berat yang sengaja kuhambur sekedar berbagi dengan udara, karna memang tak ada sesiapa lagi disini...
(maka resapilah risauku, tampar saja igauku)

kusingkap tirai jendela, memainkan jemariku pada tuas penopang hingga sesekali berderit ngilu.
aku beranjak meraba saklar..hingga seketika benderang, semua benda berbagi pandang.
.bilikku telah terang.

kubiarkan angin malam menggigit tubuhku
merayapi segenap sukmaku
aku ingin sekedar menumpah galau pada gelap yang tak lagi malam

bisakah ku titip bayangmu disana?
di balik jendela...
bayang yang seperti perekat merapat erat di dalam benak.
biar terkubur disana

sebelum fajar mengintip di balik bukit
- terkubur dibawah kabut -